asalamualaikum wr, wb.
senang sekali anda dapat berkunjung di blog sederhana saya. hehee.. bicara tantang drama, saya pernah membuat tugas kelompok untuk membuat dan bermain drama. yaa.. menurut saya gampang-gamoang susah membuat teks drama itu, apalagi kita menciptakan suatu karakter sendiri dan mencoba untuk berfokus pada ide cerita, meurut saya itu hal-hal yang sulit dalam mebuat teks drama. ya, apa boleh buat tugas harus diselesaikan kan? apalagi guru bahasa indonesia nya rada galak yaa,, (pengalaman)
soo, langsung ke inti, judul drama ini adalah "USTADZ DADAKAN" dimaklum ya, saya buat ini dalam waktu yang mendesak,hehe,,
silahkan kalo perlu ambil, tapi jangan lupa tinggalkan komentar ya...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
USTADZ DADAKAN
Inilah kisah perjalanan hidup
seorang pemuda yang bernama Bejo, sulitnya hidup ini dia jalani, memaksa dia
untuk bekerja keras, namun ketidak beruntungannya membuat dirinya berfikir
keras dan akhirnya dia hanya bisa jadi pengemis. Awal kisah dimulai dari sebuah
kota, siang itu hari yang terik, dengan badan bungkuk, kurus kering, tak
terawat, tangan hanya bisa mengadah ke langit. Keramaian hanya lewat begitu
saja, kadang ada pula yang merasa iba, kadang pula dia menghampiri dengan wajah
memelas,
Bejo : (mengetuk kaca mobil) “pak.. minta paak..
saya belum makan sudah 1 minggu”
Ero : (membuka kaca mobil) “apa-apaan kamu
minta-minta? Pergi..!!”
Bejo : “tolong
lah pak.. kasihani saya.. untuk membeli sesuap nasi, saya gak bisa apa-apa”
Ero : (kesal) “apa? Sekarang kamu bisa berjalan
untuk meminta-minta, kenapa kamu tidak bekerja?? Orang seperti kau ini tak
pantas dikasihani”
Bejo : (dalam hati) “sombong sekali orang ini,
tapi ada benarnya.. apakah saya bisa berubah?
Sudah 2 tahun aku hidup hina seperti ini”
Sambil merundukan kepala Bejo
meninggalkan mobil tersebut dengan mengelus dada, dalam fikirnya keinginan
untuk berubah telah ada, namun apa daya keadaan yang memaksanya, dia terus
berjalan menyusuri pinggiran jalan dengan lesu, tiba tiba dia menabrak
seseorang yang dia tak kenal.
Brrukk…!!!
(bejo terjatuh)
Ustadz : “maaf nak..
bapak gak lihat ”
Bejo : (menadahkan tangan) “pak.. minta paak..
belum makan 1 minggu pak..”
Ustadz : (heran)” ya ampun nak..kenapa bisa,
subhanalaah, saya salut sama kamu, saya juga yang terbiasa berpuasa masih
terasa lapar”
Bejo : “emmmm…(bingung) kasihani saya paak..
seikhlasnya”
Ustadz : “kamu ikut
bapak saja nak..! tempat tinggal bapak tak jauh dari sini, siapa nama mu nak?”
Bejo : “nama
saya bejo pak, terima kasih pak saya mau ikut dengan bapak”
Ustadz : “ayo
berdiri, ikut dengan bapak”(sambil
memegang pundak bejo)
Berjalanlah mereka, menyusuri
jalan setapak, diantara gang antara perumahan, dan tibalah mereka di sebrang
jalan, dan di bukannya gerbang yang besar lantas masuklah mereka, terlihat
halamannya yang begitu luas, dengan barisan pohon mangga dalamnya, membuat
suasana disana teduh dan nyaman, menyusuri halamannya yang luas, terlihatlah
bangunan megah .
Bejo : (dalam hati) “luar biasa, baru ku lihat
rumah seseorang begitu luas, megah, pasti bapak ini orang kaya”
Ustadz : “alhamdulilah
kita sampai juga, ayo masuk nak, kamu pasti sedang kelaparan”
Bejo masuk
dalam rumah tersebut
Ustadz : (membawa sepiring nasi lengkap dengan lauk
pauk, dan segelas teh) “ini nak bapak ambilkan”
Bejo : “terima
kasih bapak..!” (sambil memakan dengan lahap)
Ustadz : (dalam
hati) “kasihan pemuda ini, apakah baiknya saya ajak dia untuk tinggal bersama?”
Setelah
beberapa menit Bejo selesai makan dan rehat mencerna makanan.
Ustadz : “nak bejo,
selama ini kamu tinggal dimana?”
Bejo : “saya
tinggal di emperan toko dengan alas seadanya, dan seringkali saya dikejar-kejar
kantip”
Ustadz : “memang kamu
tidak bekerja nak?”
Bejo : “dulu
saya bekerja menjadi OB, tapi penghasilannya tak sesuai dengan kebutuhan saya
sehari-hari, lalu saya mendaftar menjadi TKI dengan uang tabungan saya, tapi
saya di tipu, terpaksa saya mengemis, berharap mendapat uang dari buah iba
seseorang.”
Ustadz : “astgfirulaah,
apakah kamu sadar apa yang kamu kerjakan itu salah, kamu merendahkan derajat
manusia yang mulia, apalagi kamu masih bisa bekerja yang lain?”
Bejo : “sebenarnya
saya sadar, saya ingin berubah, tapi sayaharus makan”
Ustadz : “benar kamu
ingin berubah? Sekarang kamu mandi, bersihkan diri mu mari bapak tunjukan ini
handuk dan baju ganti untuk kamu”
Bejo masuk ke kamar mandi dan melihat kamar mandi yang begitu luas
bejo merasa kagum
Bejo : “kamar
mandinya pun sebesar ini, ckcck”
Bejo membersihkan dirinya, dan memakai baju muslim dan sarung dari
ustadz, berhadapan dengan cermin,
Bejo : “ternyata
saya ganteng juga kalau mandi, euhh.. gak nyangka(bicara sendiri)
Tiba tiba pintu terbuka, dan masuklah seorang perempuan belia dan
berjilbab,
Hanifah : “astagfirulah
aladzimm.. maaf saya tidak tahu, (kaget,sambil memalingkan wajah)
Bejo : “tidak
apa-apa, saya yang salah tidak mengkunci pintu.
Hanifah : “ia
maaf-maaf (sambil menutup wajah dengan mukena, dan menutup pintu lantas pergi)”
Bejo : “(dalam
hati) cantik sekali gadis itu, apakah dia putri pak ustaadz?”
Tak lama pak ustad dating dan memanggil bejo,
Ustadz : “nak, sudah
mandinya?
Bejo : (membuka
pintu) “sudah pak”
Ustadz : “subhanallah,
kamu kalau pakai koko ini ganteng dan rapi sekali”
Bejo : “terimakasih
pak, kalau bukan bapak yang memberi ini saya ga tau, apakah saya bisa terlihat
serapi ini”
Ustadz : “sama-sama,
ayo ikut bapak ke ruang tamu”
Sesampainya di ruang tamu
Ustadz : “silahkan
duduk nak !”
Bejo : “terimakasih
pak”
Ustadz : “bapak
punya usulan, bagaimana kalau kamu tinggal di sini?”
Bejo : “tinggal
di rumah bapak ini?” (kegirangan)
Ustadz : (menahan
tartawa) “rumah saya? Bukan nak ini pesantren yang saya urus sejak lama! Jadi
dari tadi kamu mengira ini rumah bapak?”
Bejo : “oh
jadi ini pesantren?” (sedikit tertawa)
Di tengah kehangatan bersenda gurau antara pak ustadz dan bejo
datanglah Hanifah membawa 2 cangkir teh manis, dengan sopan Hanifah memberikan
suguhan kepada pak ustadz dan bejo.
Ustadz : “nah.. ini
putri bapak, namanya hanifah, hanifah ini bejo tamu kita”
Bejo : (dalam
hati)” inikan yang tadi masuk ke kamar mandi”
Nama saya bejo (sambil menjulurkan
kedua tangan berharap bisa bersalaman tangan dengan hanifah)
Hanifah : “hanifah”
(sambil menjulurkan tangan tapi tak mengenai tangan Bejo)
Ustadz : (melihat
itu) “sudah jadi tradisi dan syariat islam antara pria dan wanita yang tidak
ada ikatan perkawinan untuk membatasi diri masing masing,
Bukan muhrimm.”
Bejo : (
tersenyum malu) “hehe… pengetahuan saya memang dangka, apalagi tentang agamal”
Ustadz : “kalau
begitu tawaran bapak bisa kamu terima kan? Selain bisa menetap disini kamu juga
akan belajar agama bersama santri lain”
Bejo : “suatu
keberuntungan saya bisa disini, saya akan belajar dengan sungguh sungguh”
Ustadz : “kalau
begitu mulai besok kamu bisa mulai belajar, kebetulan istri saya belum datang dari Depok, menjenguk sanak
saudara yang sakit, biasanya dia
sering mengajar di pesantren
ini, saya juga sekarang tidak sempat Karena banyak undangan berda’wah di
hajatan, sekarang mari kita sholat ashar dulu”
Keesokan harinya bejo mulai mencari pengetahuan tentang islam di
perpustakaan pesantren di saat itu juga dia mulai sering bertemu dengan
hanifah, dan hanifah pun selalu membantu bejo dalam memperdalam ilmu agama
islam.
Hanifah : “ini semua
pengetahuan dasar tentang agama islam, bisa kakak baca,”
Bejo : “terima
kasih Hanifah, kakak pasti akan baca”
Hari demi hari bejo lewati dengan mencari ilmu, dan Hanifah pun
dengan setia menemani bejo, memberikan ilmunya. Perlahan namun pasti perasaan
muncul diantara mereka, namun perasaan merekan dibatasi, mereka menyimpan rasa
terus menerus.
Ibu maryam pun telah datang, ibu maryam telah mengetahui tentang
bejo, dan dia pun mengajari bejo bersama santri lainnya
Maryam : “….jadi dalam
setiap perbuatan kita, kita harus menanamkan taqwa tehadap ALLAH SWT dilandasi
iman dan kejujuran adalah modal kita untuk
Hidup bahagia di dunia dan di
Akhirat.
Bejo : (mengacungkan
tangan) “maaf bu, saya kurang faham tentang kejujuran yang bisa membawa kita
dalam kebahagiaan dunia akhirat, bagaimana
maksudnya?”
maryam : (senyum)”
jadi begini nak, orang jujur pastilah dapat dipercaya, bisa memegang amanat
dengan baik, hidupnya banyak teman, dan kejujuran adalah
modal kita menabung amalan
baik untuk di akhirat kelak”
bejo : “oh
jadi begitu, terimakasih saya mengerti sekarang”
setelah mengajar bu maryam pun menemui pak ustadz di ruangannya,
maryam : “anak bernama
bejo itu kayaknya orang baik, pandai, dan sopan. Susah di percaya kalau tadinya
dia hanya seorang pengemis,”
ustadz : (sambil
membaca Koran) “hidayah dari ALLAH itu datang kepada siapa saja buu..!”
maryam : “ wajahnya
juga tampan, kalau berjodoh dengan anak kita pastilah sangat serasi”
ustadz : “bapak
juga memikirkan hal yang sama, apalagi bapak perhatikan mereka juga dekat, dari
pada menjerumuskan dalam zina, apa baiknya kita
jodohkan saja??
Maryam : “ibu setuju
dengan ide bapak”
Mendengar hal itu hanifah dan bejo sangat terkejut, terlebih lagi
bejo yang sangat tak menyangka apa yang dia harapkan bisa terwujud juga,
Bejo : “alhamdzulilah,
akhirnya doa kita dikabulkan, mulai besok kita akan dihalalkan”
Hanifah : (hanya diam
dan tersenyum malu)
Pernikahan pun terjadi, mereka menjadi keluarga yang bahagia,
Seiring berjalannya waktu, bejo
sebagai menantu pak ustadz sering mengantar pak ustadz berdakwah, disanalah
juga bejo belajar bedakwah walau hannya
dengan melihat.
Namun pada saat mengantarkan pak ustadz ke acara salah seorang
pejabat kaya yang syukuran atas istrinya yang hamil 7 bulan, bejo bertemu
dengan ero yaitu orang yang menghinanya pada saat dia menjadi pengemis. Dan
ternyata dia adalah pemilik acara tersebut.
Ero : “rasanya
saya pernah melihat anda, tapi di mana?”
Bejo : “ya..
saya adalah pengemis itu.”
Ero : “subhanalah..
kamu menjadi seperti ini??” (heran)
Bejo : “ini
berkat kata-kata dari anda yang membuat saya ingin berubah”
Mendengar hal itu pak ustadz termenung, dan munculah ide dari pak
ustadz
Ustadz : “waktunya
sudah tiba, bagaimana kalau kamu yang menggantikan pak ustadz bejo??”
Bejo : “saya??
Apakah saya bisa”
Ero : “tentu
saudaraku.. anggap saja ini permintaan maaf saya”
Ustadz : “tunggu apa
lagi, ini kesempatan mu, sebarkanlah ilmu yang kamu ketahui, insyaalah ALAH
meridhoi”
Bejo : (menarik
nafas panjang)“ baiklah, bismilahirahmanirahiiim..”
Masuklaah bejo ke mimbar dakwah, penonton keheranan, dengan
sambutan-sambutan layaknya orang yang sudah berpengalaman, penonton pun berdecak kagum melihatnya, apalagi
dia sempat menceritakan masa masa pahit hidupnya sampai sekarang ini, dan
penontonpun menyusut air matanya.,
Tak di sangka pengalaman
berdakwah yang pertama kali itu sangat berkesan, sejak itu tawaran berdakwah
terus berdatangan, dan bejo menjadi tenar, walau begitu bejo tak pernah
sombong, karena dia tahu kesombongan merupakan awal kehancuran.
sejak saat iti bejo dikenal sebagai ustad yang
pintar dan tampan. Keluarganya pun bahagia.
No comments:
Post a Comment